Color Of Woman 5
Hari ini tiba di sekolah dengan hati yang ringan.
Aku bertekat mulai hari ini cukup sudah kegundahan yang menumpuk di hatiku.
Sekarang tinggal hati yang kosong dan di isi kehidupan yang baru. Lembaran baru
yang masih putih belum ternodai dengan tinta, hari ini mulai untuk menuliskan
kejadian-kejadian yang mengembirakan, dan bukan untuk sebaliknya. aku merasa
aku kembali ke 1 tahun yang lalu dimana aku pertama kali memasuki gerbang
dengan muka ceria tanpa perasaan takut dan gemetar seperti yang kurasakan
kemarin. Serasa aku baru pertama kali jadi siswi baru di sekolah ini dan
berkumpul dengan orang-orang yang
menyayangiku dan peduli terhadapku.
Dari
kejauhan, aku melihat sosok yang sama sekali tidak asing bagiku. Yap, nggak
lain dan nggak bukan adalah Regina. Kali ini, dia tidak berlari tergesa-tergesa
untuk menghampiriku, seperti kemarin. Ya, walaupun dia tetap berjalan dengan langkah cepat. 1
menit kemudian dia sudah berada di hadapanku.
Rina,
sudah sarapan ? kalau belum kita sarapan sama-sama di kantin
yok, temanin gue ! Tapi, kalau lo sudah sarapan harus temanin gue sarapan juga ya. Hehe
Kalau
tujuannya sama, ngapain lo nanya gue sudah sarapan atau belum. -___- Kali ini,
mama lo pergi kemana hah ? Biasanya, kalau lo gak sarapan pagi, pasti mama lo sudah
ngilang subuh-subuh. Ya kan ?
Iya,
gak apalah. Nemanin sahabat yang perlu bantuan kan nggak dosa. Iya, lo hapal
ya. Iya, nih mama gue sudah nggak ada pas gue bangun tidur tadi. Tapi, nggak tau
tuh tujuannya kemana. Mungkin buru-buru kali sampai gak ninggalin pesan.
Palingan nanti sore juga mama bakalan nelpon gue kok.
Oh, oke
kalau gitu. Jadi minta ditemanin gak ? kalau nggak gue mau ke perpus nih, mau
ngembalikan buku yang kemaren.
Eeehh,,eehh,,
jangan-jangan ! Kalau lo mau ke perpus istirahat pertama kan bisa, Rin. Sekarang, yang lebih penting temanin gue
dulu ya, urusan perut gue lebih penting. Urusan buku lo belakangan aja. Oke !
Hmm,
gini dah. Kalau sudah ada maunya + kalau sudah berurusan menyangkut hal soal perut. Yaudah ngalah gue temanin deh. :)
*
* *
Seperti, yang Rina katakan tadi. Istirahat pertama baru di bunyikan. Dia sudah pergi menuju perpustakaan untuk mengembalikan bukunya itu. Ya, seperti biasa pula dia lupa waktu kalau sudah berada di ruangan penuh buku tersebut. Tapi, Rina nggak kutu buku kok, nggak seperti siswi yang ke perpustakaan hanya menenggelamkan diri untuk membaca buku pelajaran sastra dan buku-buku rumit lainnya. Melainkan, Rina hanya tertarik dengan buku Novel remaja saja. Karena, di perpustakaan sekolah kami banyak menyediakan buku Novel. Jadi, Rina yang memang hobby-nya baca Novel jadi ikut tertarik untuk membaca seluruh buku yang ada di sana.
Dia,
akhirnya mendapatkan 3 buku Novel. Dan, menuju konter peminjaman, seperti
peraturan sekolah siswa/i hanya boleh meminjam 3 buah Novel, itu pun hanya hari
jumat dan sabtu saja boleh meminjam Novel. Dan, buku pelajaran senin sampai sabtu.
Alasannya, karena mengganggu pelajaran ! Bukannya membaca buku pelajaran,
melainkan membaca
buku novel. Iya, ada
nggak enaknya juga sih. Tapi, memang bener juga peraturan sekolah yang begitu,
soalnya kalau hari-hari sekolah PR bisa terlupakan bisa gawat Cuman gara-gara baca novel saja.
Setelah,
dari perpustakaan. Rina, menuju kantin untuk membeli beberapa cemilan. Dan,
disana dia bertemu Vandy. Vandy iyalah teman Rina waktu smp dulu, gak nyangka
bisa bertemu dia disini, tapi seingat Rina waktu dia pertama kali masuk sekolah sini dia nggak
pernah bertemu Vandy deh, bahkan Rina sangking anak yang ceria dan senang besenda gurau
dengan anak kelas lain, dia bahkan hapal setiap anak kelas angkatannya. Tetapi,
kenapa dia nggak pernah liat Vandy sebelumnya ya di sekolah ini, apa mungkin
dia sangat pendiam dan nggak pernah bebaur keluar kelas. Tapi, seenggaknya
nggak mungkin waktu istirahat nggak pernah ketemu, nggak mungkin selama ini dia
bawa bekal kan, nggak mungkin banget kalau itu !
Heran, kok gue nggak pernah liat dia ya ?
Dari
belakang pun Regina mengejutkan Rina sampai terlonjak kaget. Regina tampak
bingung apa yang di pikirkan Rina sampai dia kaget segitunya, padahal kan aku
Cuman nepuk pundaknya, lagian nggak keras juga kok ! gumam Regina.
Gila,
lo Gin ! bisanya lo ngagetin gue segitunya. Kalo chiki sama minuman ni jatoh gimana
? lo mau gantiin yang baru apa ? huh ! haha
Ya,
lo juga ngelamun. Makanya gue kerjain aja, lagian lo lagi mikirin apaan sih ?
sampai kagetnya berlebihan kek tadi ? hah, Rin ? mikirin apaan lo ?
Nggak,
Gin. Gue bingung aja kok gue nggak pernah liat Vandy ya sebelumnya di sekolah
ini ? dia angkatan kita kan ? kenapa gue nggak pernah ketemu dia ya ? kata Rina
sambil menunjuk Vandy yang berdiri sedang mengantri di konter Nasi Goreng.
Hah ?
lo kenal Vandy ? padahal dia anak baru disini loh ? kok lo kenal dia sih ? ya
pantas aja lo nggak liat. Maaf, ni ya. waktu lo break sekolah kemarin dia
baru pindah kesini. Ya, siswa baru gitu deh. Lo kenal Vandy dimana ? kok bisa
kenal gitu ?
Pantesan
aja gue merasa aneh. Ternyata siswa pindahan toh. Haha gak apa-apa kok gin, aku
sudah ikhlaskan peristiwa itu kok. Jadi gue nggak bakalan se-sensitif
seperti kemaren. Oh, iya gue kenal Vandy gara-gara dia teman gue waktu smp,
jadinya gue gak asing gitu sama mukanya. Kelas berapa dia ?
Kayak-nya,
sih kelas XI – 7 gitu, tapi seharusnya dia masuk kelas kita gin. Gara-gara
kelas kita sudah pas muridnya, jadi sementara dia di XI - 7 dulu.
Oh,
gitu. Gak heran sih kalau dia mau masuk kelas kita, soalnya anaknya pintar
banget. Waktu smp dulu aja dia masuk kelas unggulan terus. Yasudah, deh.
Daripada ngomongin dia terus kita kembali ke kelas yuk.
Regina,
hanya menjawab dengan anggukan sambil tersenyum dan mereka berdua pun saling
merangkul, menuju kelas mereka yang berada di lantai 2.
*
* *
Komentar
Posting Komentar